JENIS-JENIS KELUARBIASAAN
Seperti yang kita bahas pada artikel sebelumnya
mengenai Definisi Keluarbiasaan. Jenis keluarbiasaan dapat dibagi menjadi dua
kategori, yaitu: keluarbiasaan yang di atas normal dan keluarbiasaan di bawah
normal.
Keluarbiasaan di atas normal yaitu kondisi
seorang anak yang melebihi batas normal dalam bidang kemampuan. Anak yang
memiliki kemampuan seperti ini disebut anak berbakat atau dalam bahasa asing
disebut sebagai gifted and talented
person.
Jika keluarbiasaan pada anak di atas normal hanya
ada satu istilah maka berbeda denga keluarbiasaan pada anak di bawah normal
sangat beragam. Jenis-jenis keluarbiasaan di bawah normal adalah (1) tunanetra,
(2) tunarungu, (3) gangguan komunikasi, (4) tunagrahita, (5) tunadaksa, (6)
tunalaras, (7) kesulitan belajar, dan (8) tunaganda. Mari kita kaji secara
singkat setiap jenis keluarbiasaan tersebut, sebagai berikut :
1.
Tunanetra
Tunanetra berarti kurang
dalam hal penglihatan. Sejalan dengan makna tersebut, istilah ini dipakai untuk
mereka yang mengalami gangguan penglihatan yang mengakibatkan fungsi
penglihatan tidak dapat dilakukan. Oleh karena gangguan tersebut, penyandang
tunanetra menunjukkan perbedaan yang sangat signifikan dengan mereka yang
penglihatannya berfungsi secara normal.
2.
Tunarungu
Istilah tunarungu
dikenakan bagi mereka yang mengalami gangguan pendengaran, mulai dari yang
ringan sampai yang berat. Gangguan ini bisa terjadi sejak lahir (merupakan
bawaan), dapat juga terjadi setelah lahir. Istilah ini sering digunakan untuk
anak yang mengalami gangguan pendengaran adalah anak tuli. Dalam bahasa inggris
sering disebut sebagai hearing impaired
atau hearing disorder. Oleh sebab itu
keluarbiasaan ini, anak tunarungu membutuhkan bantuan khusus, baik dalam
kehidupan sehari-hari maupun pendidikan.
3.
Gangguan
Komunikasi
Gangguan Komunikasi atau
dalam bahasa inggris disebut communication
disorder, merupakan gangguan yang cukuo signifikan karena kemampuan dalam
berkomunikasi memungkinkan seseorang untuk berinteraksi dengan orang lain.
Secara garis besar, gangguan komunikasi di bedakan menjadi dua kategori, yaitu
gangguan bicara (karena kerusakan organ bicara) dan gangguan bahasa (speech disorder dan language disorderss).
Gangguan
bicara yang sering disebut dengan tunawicara dapat disebabkan oleh gangguan
pendengaran sejak lahir atau kerusakan organ bicara, misalnya lidah yang
terlampau pendek sehingga anak tidak bisa memproduksi bunyi secara sempurna.
Gangguan yang dikenal dengan istilah tunarungu-wicara yaitu karena yang
bersangkutan tidak pernah mendengar suara sehingga tidak mengenal suara.
Sebagai akibatnya, anak tidak pernah memiliki persepsi mengenai suara.
Gaangguan komunikasi yang terjadi karena gangguan bahasa
ditandai oleh munculnya kesulitan bagi anak dalam memahami dan menggunakan bahasa,
baik dalam bentuk lisan maupun tertulis. Sebagaimana kita ketahui, agar mampu
memahami dan menggunakan bahasa maka seseorang harus mampu menguasai sistem
bunyi bahasa. Tata kata, tata kalimat, semantik (makna) dan penggunaan bahasa
sesuai dengan konteks.
Gangguan bahasa dapat
dikelompokkan menjadi 3 jenis, Pertama,
gangguan bahasa yang terjadi karena perkembangan yang terlambat. Kedua, gangguan yang dihubungkan dengan
kesulitan belajar atau learning
disabilities. Ketiga, gangguan bahasa yang terjadi sebagai akibat gangguan
saraf.
4.
Tunagrahita
Tunagrahita sering
dikenal dengan cacat mental adalah kemampuan mental yang berada di bawah
normal. Tolak ukur yang digunakan ini adalah tingkat kecerdasan IQ. Tunagrahita
juga dapat dikelompokkan menjadi tunagrahita ringan, sedag dan berat. Meskipun
yang menonjol kemampuan dibawah normal, namun kondisi ini berpengaruh pada
kemampuan lainnya, seperti kemampuan untuk bersosialisasi dan menolong diri
sendiri. Anak tunagrahta mungkin banyak ditemukan di SD biasa, coba perhatikan
anak yang tidak naik kelas berkali-kali, anak yang kemampuan akademiknya di
bawah rata-rata.
5.
Tunadaksa
Tunadaksa secar harfiah
berarti cacat fisik. Oleh karena kecacatan ini anak tersebut tidak dapat
menjalankan fungsi fisik secara normal. Anak yang kakinya tidak normal karana
kena folioatau yang anggota tubuhya diamputasi karena satu penyakit dapat
dikelompokkan pada anak tunadaksa. Dalam kelompok ini juga dapat dimasukkan
anak-anak penderita penyakit epilepsy
(ayan), cerebral palsy, kelainan
tulang belakang, gangguan pada tulang dan otot, serta mengalami amputasi.
6.
Tunalaras
Istilah
tunalaras digunakan sebagai padanan dari istilah behavior disorder dalam bahasa inggris. Kelompok tunalaras sering
juga dikelompokkan dengan anak yang mengalami gangguan emosi (emotionally disturbance). Gangguan yang
muncul pada anak ini berupa gangguan perilaku, seperti suka menyakiti diri
sendiri (misal mencabik-cabik pakaian atau memukul-mukul kepala), suka
menyerang teman (agresif). Termasuk juga dalam kelompok ini anak penderita
autistik, yaitu anak yang menunjukkan perilaku menyimpang yang membahayakan
baik untuk diri sendiri atau orang lain.
7.
Anak
Berkesulitan Belajar
Anak
berkesulitan belajar merupakan anak- anak yang berkesulitan belajar bukan
karena kelainan yang dideritanya. Anak-anak ini pada umumnya mempunyai tingkat
kecerdasan yang normal, namun tidak mampu mencapai prestasi yang seharusnya
karena kesulitan belajar.
8.
Tunaganda
Sesuai
dengan makna istilah tunaganda, kelompok penyandang keluarbiasaan jenis ini
adalah mereka yang menyandang lebih dari satu jenis keluarbiasaan. Misalnya,
menyandang tunanetra dan tunarungu sekaligus, penyandang tunadaksa disertai
tunagrahita atau bahkan tunadaksa, tunarungu, dan tunagrahita sekaligus. Tentu
saja bisa dibayangkan betapa besar keluarbiasaan yang disandang, yang tentu
saja berdampak pada kompleksnya layanan pendidikan yang seyogyanya
disiapkan.